Teori Organisasi
2.
Teori Neoklasik
Teori ini
secara sederhana dikenal sebagai teori atau aliran hubungan manusiawi (The
Human Relation Movement). Teori neoklasik ini dikembangkan atas teori klasik. Anggapan
dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan
sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan
inilah maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai
sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori ini dimulai dengan inspirasi
percobaab-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga
Munsterberg.
Hugo
Munsterberg dikenal sebagai pencetus psikologi industry dan tulisannya yang
menonjol dalambuku yang berjudul Psychology and Industrial Efficiency tahun
1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan
perkembangan lebih lanjut dari teori neoklasik. Dalam hal ini, Munsterberg
menekankan adanya beberapa perbedaan karakteristik individual dalam organisasi
dan mengingatkan adanya pengaruh factor social dan budaya terhadap organisasi.
Percobaan-percobaan
di Howthorne yang dilakukan dari tahun 1924 samapai 1932 menandai adanya
permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi. Percobaan ini merupakan
kristalisasi teori neoklasik. Penemuan-penemuan Howthorne telah menambah
dimensi-dimensi baru dan esensial bagi teori organisasi. Didalam studi
Howthorne tersebut telah memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu system
terbuka dimana segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat. Dan pada
akhirnya percobaan-percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan
kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Dalam hal
pembagian kerja, teori neoklasik telah mengemukakan perlunya hal-hal sebagai
berikut :
-
Partisipasi
-
Perluasan kerja
-
Manajemen Bottom-Up
Amperaningrum, Izzati dan Widyatmini.1994.Pengantar Organisasi &
Metode.Jakarta:Penerbit Gunadarma
No comments:
Post a Comment