Wednesday, May 02, 2012


Teori Organisasi

2. Teori  Neoklasik
Teori ini secara sederhana dikenal sebagai teori atau aliran hubungan manusiawi (The Human Relation Movement). Teori neoklasik ini dikembangkan atas teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya, atas dasar anggapan inilah maka teori neoklasik mendefinisikan “suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama. Perkembangan teori ini dimulai dengan inspirasi percobaab-percobaan yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.
Hugo Munsterberg dikenal sebagai pencetus psikologi industry dan tulisannya yang menonjol dalambuku yang berjudul Psychology and Industrial Efficiency tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut dari teori neoklasik. Dalam hal ini, Munsterberg menekankan adanya beberapa perbedaan karakteristik individual dalam organisasi dan mengingatkan adanya pengaruh factor social dan budaya terhadap organisasi.
Percobaan-percobaan di Howthorne yang dilakukan dari tahun 1924 samapai 1932 menandai adanya permulaan perkembangan teori hubungan manusiawi. Percobaan ini merupakan kristalisasi teori neoklasik. Penemuan-penemuan Howthorne telah menambah dimensi-dimensi baru dan esensial bagi teori organisasi. Didalam studi Howthorne tersebut telah memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu system terbuka dimana segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat. Dan pada akhirnya percobaan-percobaan Howthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Dalam hal pembagian kerja, teori neoklasik telah mengemukakan perlunya hal-hal sebagai berikut :
-    Partisipasi 
-    Perluasan kerja
-    Manajemen Bottom-Up






Amperaningrum, Izzati dan Widyatmini.1994.Pengantar Organisasi & Metode.Jakarta:Penerbit Gunadarma




No comments:

Post a Comment