I.
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Perkotaan
A.
Masyarakat
Perkotaan, Aspek-Aspek Positif dan Negatif
1.
Pengertian
Masyarakat
Berikut di bawah ini
adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia :
a. Menurut
Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan.
b. Menurut
Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan
organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
c. Menurut
Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi
yang merupakan anggotanya.
d. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt
masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama
dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok /
kumpulan manusia tersebut.
2.
Syarat
Menjadi Masyarakat
a. Harus
ada kumpulan manusia, dan harus banyak, bukan kumpulan binatang
b. Telah
bertempat tinggal dalam waktu lama di suatu daerah tertentu
c. Adanya
aturan – aturan atau undang – undang yang mengatur mereka
3.
Pengertian
Masyarakat Perkotaan
Masyarakat
perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal atau desa yang bersifat
heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan atau keahlian
dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama. Mereka datang ke kota dengan
berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan)
untuk mewujudkan keinginan, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam
seperti pendapat beberapa ahli berikut ini.
a. Wirth
Kota
adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh
orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
b. Max
Weber
Kota
menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar
kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
c. Dwigth
Sanderson
Kota
ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih. Dari beberapa
pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama.
Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu
dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
4.
Tipe
Masyarakat
Masyarakat mempunyai
tipe seperti berikut :
1.
Masyarakat kecil yang belum kompleks,
yaitu masyarakat yang belum mengenal pembagian kerja, struktur, dan
aspek-aspeknya masih dapat dipelajarisebagai satu kesatuan.
2.
Masyarakat yang sudah kompleks, yaitu
masyarakat yang sudah jauh menjalankan spesialisasi dalam segala bidang, karena
ilmu pengetahuan sudah maju, teknologi maju, dan sudah mengenal tulisan.
5.
Ciri-ciri
Masyarakat Kota
Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu :
a. Kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
b. Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di
kota-kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan, sebab perbedaan
kepentingan paham politik, perbedaan agama dan sebagainya.
c. Jalan
pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan, menyebabkan
bahwa interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan
daripada faktor pribadi.
d. Pembagian
kerja di antra warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
e. Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa.
f.
Interaksi yang terjai lebih banyak
terjadi berdasarkan pada factor kepentingan daripada faktor pribadi.
g. Pembagian
waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu.
h. Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh dari luar.
6.
Perbedaan
Desa dan Kota
TABEL PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN DAN
MASYARAKAT PERKOTAAN
|
|||
NO
|
ASPEK
|
MASYARAKAT
PEDESAAN
|
MASYARAKAT
PERKOTAAN
|
1
|
Lingkungan dan
orientasi terhadap alam
|
Kenyataan alam
sangat menunjang kehidupan
|
Cenderung
bebas dari kenyataan alam
|
2
|
Pekerjaan/
mata pencaharian
|
Yang menonjol
adalah bertani, nelayan, beternak
|
Beraneka ragam
dan terspesialisasi
|
3
|
Ukuran
komunitas
|
Lebih kecil
dengan tingkat kepadatan rendah
|
Lebih besar
dan kompleks dengan tingkat kepadatan tinggi
|
4
|
Homogenitas/ heterogenitas
|
Homogenitas
dalam ciri-ciri sosial, kepercayaan, bahasa, adat istiadat.
|
Heterogenitas
dalam ciri-ciri sosial, kebudayaan, pekerjaan, dll.
|
5
|
Pelapisan
sosial
|
Ukuran pada
kepemilikan tanah, kepercayaan, bahasa, adat istiadat
|
Ukuran pada
kekayaan materi, tingkat pendidikan, Kesenjangan sosial relatif besar.
|
6
|
Mobilitas
Sosial
|
Relatif kecil
karena masyarakat homogeny
|
Relatif besar
karena masyarakat heterogen
|
7
|
Interaksi
Sosial
|
Bentuk umum
adalah kerjasama konflik sedapat mungkin dihindari, cenderung bersifat
informal
|
Bentuk umum
adalah persaingan, karena motif ekonomi, cenderung bersifat formal.
|
8
|
Pengawasan
Sosial
|
Kualitas
pribadi tentukan oleh kejujuran, kebangsawanan dan pengalaman
|
Kualitas
pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
|
9
|
Pola
Kepemimpinan
|
Kualitas
pribadi ditentukan oleh kejujuran, kebangsawanan, dan pengalaman
|
Kualitas
pribadi lebih ditentukan oleh sistem hirarki dan birokrasi
|
10
|
Solidaritas
Sosial
|
Solidaritas
sangat tinggi tampak dalam gotong-royong, musyawarah dalam berbagai macam
kegiatan
|
Solidaritas
masih berorientasi pada kepentingan tertentu.
|
11
|
Nilai dan
sistem Nilai
|
Cenderung
memegang teguh nilai agama, etika, dan moral
|
Cenderung
berorientasi pada ekonomi dan pendidikan.
|
7.
Hubungan
Desa dan Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua
komonitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang
wajar diantara keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan,
karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi
kebutuhan warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging
dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis
pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan.
Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam
mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai
menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk
melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia.
“Interface”, dapat diartikan adanya kawasan
perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan
tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan,
fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang
mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami
yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar
suatu kota makin berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan.Secara
teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara,
seperti:
a. Ekspansi
kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah
atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan
besaran dan kecepatan yang beraneka ragam.
b. Invasi
kota , pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak kota baru
sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau
hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan
c. Penetrasi
kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini
yang sesungguhnya banyak terjadi
d. ko-operasi
kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke
kota. Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak
danorang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena
itulah berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya
dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
Salah
satu bentuk hubungan antara kota dan desa adalah :
a) Urbanisasi
dan Urbanisme
Dengan adanya hubungan Masyarakat
Desa dan Kota yang saling ketergantungan dan saling membutuhkan tersebut maka
timbulah masalah baru yakni ; Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya
penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan
proses terjadinya masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
b) Sebab-sebab
Urbanisasi
·
Lapangan kerja di kota jauh lebih
beragam dibandingkan dengan di desa.
·
Upah kerja di kota jauh lebih besar
dibandingkan di desa
·
Tersedianya fasilitas pendidikan,
transportasi, komunikasi, yang lebih memadai
·
Makin kecilnya luas pemilikan lahan
pertanian
·
Makin sempitnya lahan pertanian di desa.
8.
Aspek
Postif dan Aspek Negatif Masyarakat Kota
a. Bertambahnya
penduduk sehingga tidak seimbang dengan persediaan lahan pertanian,
b. Terdesaknya
kerajinan rumah di desa oleh produk industri modern.
c. Penduduk
desa, terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat
sehingga mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d. Didesa
tidak banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e. Kegagalan
panen yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau
panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain
dikota.
Hal – hal yang termasuk pull factor antara lain :
a. Penduduk
desa kebanyakan beranggapan bahwa dikota banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk
mendapatkan penghasilan
b. Dikota
lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi
industri kerajinan.
c. Pendidikan
terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d. Kota
dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat
pergaulan dengan segala macam kultur manusianya.
e. Kota
memberi kesempatan untuk menghindarkan diri dari kontrol sosial yang ketat atau
untuk mengangkat diri dari posisi sosial yang rendah ( Soekanti, 1969 : 124-125
).
9.
Uncur
Lingkungan Perkotaan
Terdapat
lima unsur lingkungan perkotaan yang meliputi :
a. Wisma
Unsur ini merupakan bagian ruang
kota yang dipergunakan untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya,
serta untuk melangsungkan kegiatan-kegiatan sosial dalam keluarga. Unsur wisma
ini menghadapkan :
·
Dapat mengembangkan daerah perumahan
penduduk yang sesuai dengan pertambahan kebutuhan penduduk untu masa mendatang
·
Memperbaiki keadaan lingkungan perumahan
yang telah ada agar dapat mencapai standar mutu kehidpan yang layak, dan
memberikan nilai-nilai lingkungan yang aman dan menyenangkan
b. Karya
unsur ini merupakan syarat yang
utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi
kehidupan bermasyarakat.
c. Marga
unsur ini merupakan ruang perkotaan
yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan antara suatu tempat dengan
tempat lainnya didalam kota, serta hubungan antara kota itu dengan kota lain
atau daerah lainnya.
d. Suka
unsur ini merupakan bagian dari
ruang perkotaan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan,
rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian
e. Penyempurna
unsur ini merupakan bagian yang
penting bagi suatu kota, tetapi belum secara tepat tercakup ke dalam keempat
unsur termasuk fasilitas pendidikan dan kesehatan, fasiltias keagamaan,
perkuburan kota dan jaringan utilitas kota.
10. Fungsi Eksternal Kota
Di
pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal, yakni seberapa jauh
fungsi dan peranan kota tersebut dalam kerangka wilayah atau daerah-daerah yang
dilingkupi dan melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan
pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak mengarah pada
suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah sekitarnya, karena keduanya
saling pengaruh mempengaruhi.
B.
Masyarakat
Pedesaan
1.
Pengertian
Desa
Yang dimaksud dengan
desa menurut Sukardjo Kartohadi adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal
suatu masyarakat pemerintahan sendiri. Menurut Bintaro desa merupakan
perwujudan atau kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik dan cultural yang
terdapat disuatu daerah dalam hubungannya danpengaruhnya secara timbal-balik
dengan daerah lain.. Menurut paul H.Landis : desa adalah penduduknya kurang
dari 2.500 jiwa.
2.
Ciri-Ciri
Desa
Ciri-ciri desa menurut Paul H. Landis
adalah sebagai berikut;
·
Mempunyai pergaulan hidup yang saling
kenal mengenal antra ribuan jiwa
·
Ada pertalian perasaan yang sama tentang
kesukuaan terhadap
kebiasaan
·
Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris
yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam sekitar seperti : iklim, keadaan
alam, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat
sambilan.
3.
Ciri-Ciri
Masyarakat Desa
Adapun yang menjadi
ciri masyarakat desa antara lain :
a. Didalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas
wilayahnya.
b. Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
c. Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
d. Masyarakat
tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat,
dan sebagainya
4.
Pekerjaan
Gotong-royong
Ada beberapa pekerjaan
gotong- royong yaitu :
a. kerja
bakti dalam memberdohkan lingkungan pedesaan
b. gotong-royong
memperbaiki jembatan atau jalan raya
c. gotong-
royong dalam membuat rumah
d. gotong-royong
apabila tetangga ada yang menyelenggarakan acara.
5.
Sifat
dan Hakikat Masyarakat Pedesaan
Masyarakat
pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga
desa, yaitu perasaan setiap warga atau anggota masyarakat yang amat kuat yang
hakekatnya, bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan
bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebagai masyarakat yang saling
mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap
keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
6.
Unsur-Unsur
Desa
Desa memiliki
Unsur-unsur yang meliputi :
a. Wilayah
Wilayah adalah suatu
tempat bagi manusia untuk dapat melakukan berbagai aktiflvitas, baik sosial,
ekonomi maupun budaya. Wilayah meliputi tanah, lokasi, luas dan batas geografis
setempat
b. Penduduk
Penduduk merupakan
salah satu unsur penting dalam suatu wilayah. Di dalam upaya mengembangkan
wilayah, penduduk akan bertindak sebagai tenaga kerja, perencana atau pelaksana
sekaligus yang memanfaatkan segala potensi yang ada.
c. Tata
kehidupan
Tata kehidupan meliputi
semua pola pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa. Tata kehidupan
masyarakat desa di tunjukan oleh adanya ikatan antar warga yang sangat erat.
Hal itu dapat di lihat dengan sikap gotong royong yang mengutamakan kepentingan
bersama dari pada kepentingan pribadi.
7.
Fungsi
Desa
Fungsi desa adalah
sebagai berikut:
a. Desa
sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)
b. Desa
merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan
c. Desa
merupakan mitra bagi pembangunan kota
d. Desa
sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan Negara Republik
Indonesia
C.
Perbedaan
Masyarakat Perkotaan dan Masyarakat Pedesaan
Ada
beberapa ciri yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara
desa dan kota.Antara lain sebagai berikut:
1. Kota
memiliki penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa.
2. Lingkungan
hidup di pedesaan sangat jauh berbeda dengan diperkotaan. Lingkungan pedesaan
terasa lebih dekat dengan alam bebas, udaranya bersih, sinar matahari cukup dan
lain sebagainya. Sedangkan di lingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi
beton dan aspal, bangunan-bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.
3. Kegiatan
utama penduduk desa berada di sektor ekonomi primer yaitu bidang agraris (pertanian)
4. Corak
kehidupan sosial di desa dapat dikatakan masih homogen (satu jenis), sebaliknya
dikota sangat heterogen (beraneka ragam) karena disana saling bertemu berbagai
suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang
berlainan.
5. Sistem
statifikasi di kota jauh lebih kompleks daripada di desa.
6. Mobilitas
(kemampuan bergerak) sosial di kota jauh lebih besar daripada di desa.
7. Interaksi
sosial misalnya, bila terjadi pertentangan, diusahakan untuk dirukunkan, karena
memang prinsip kerukunan inilah yang menjiwai hubungan sosial pada masyarakat
pedesaan, dan
8. Jumlah
angkatan kerja yang tidak mempunyai pekerjaan tetap di pedesaan jauh lebih
besar daripada di perkotaan.
II.
Pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat
A.
Perbedaan
Kepentingan, Prasangka Diskriminasi dan Etnosentris
a.
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi dapat
merugikan pertumbuh-kembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Prasangka
mempunyai dasar pribadi, dimana setiap orang memilikinya. Melalui proses
belajar dan semakin dewasanya manusia, membuat sikap cenderung membeda-bedakan
dan sikap tersebut menjurus kepada prasangka. Apabila individu mempunyai
prasangka dan biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang diprasangka.
Jika prasangka disertai dengan agresivitas dan rasa permusuhan, biasanya orang
yang bersangkutan mencoba mendiskiminasikan pihak-pihak lain yang belum tentu
salah, dan akhirnya dibarengi dengan sifat Justifikasi diri,
yaitu pembenaran diri terhadap semua tingkah laku diri.
b.
Perbedaan Prasangka dan Diskriminasi
Perbedaan prasangka dan diskriminasi,
prasangka adalah sifat negative terhadap sesuatu. Dalam kondisi prasangka untuk
menggapai akumulasi materi tertentu atau untuk status sosial bagi suatu
individu atau suatu. Seorang yang berprasangka rasial biasanya bertindak
diskriminasi terhadap rasa yang diprasangka.
c.
Sebab-sebab Timbulanya Prasangka dan
Diskriminatif
1)
Latar belakang Sejarah
Misalnya,
bangsa kita masih menganggap bangsa Belanda adalah bangsa penjajah. Ini
dilatarbelakangi karena pada masa lampau bangsa Belanda menjajah Indonesia
selama kurang lebih 3,5 abad.
2)
Dilatar belakangi oleh perkembangan
sosio-kultural dan situasional
Apabila
prasangka bisa berkembang lebih jauh sebagai akibat adanya jurang pemisah
antara kelompok orang kaya dengan orang miskin.
3)
Bersumber dari faktor kepribadian
Bersifat
prasangka merupakan gambatan sifat seseorang. Tipe authorian personality adalah
sebagian ciri kepribadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri
bersifat konservatif dan tertutup.
4)
Perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan
agama
Banyak sekali
konflik yang ditimbulkan karean agama. Seperti yang kita alami sekarang
diseluruh penjuru dunia.
d.
Usaha mengurangi/menghilangkan
prasangka dan diskriminasi
Dapat dilakukan dengan perbaikan kondisi
sosial dan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan usaha peningkatan pendapatan
bagi WNI yang masih di bawah garis kemiskinan. Perluasan kesempatan belajar.
Sikap terbuka dan lapang harus selalu kita sadari.
e.
Ethnosentrisme
Yaitu anggapan suatu bangsa/ras yang
cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai suatu yang prima, riil, logis,
sesuai dengan kodrat alam dan beranggapan bahwa bangsa/ras lain kurang baik
dimata mereka. Ethnosentrisme merupakan gejala sosial yang universal.
B.
Pertentangan
dan Ketegangan dalam Masyarakat
Mengandung
pengertian tingkah laku yang lebih luas daripada yang biasa dibayangkan orang
dengan mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Mengandung
tiga taraf :
1.
Pada taraf yang terdapat didalam
diri seseorang.
2.
Pada taraf yang terdapat pada
suatu kelompok
3.
Pada taraf yang terdapat pada
suatu masyarakat.
Adapun cara pemecahan
konflik tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Elimination, yaitu pengunduran
diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
b.
Subjunction atau Domination, yaitu
pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa pihak lain untuk mengalah
dan menaatinya.
c.
Majority rule, yaitu suara
terbanyak yang ditentukan dengan voting.
d.
Minority consent, artinya kelompok
mayoritas yang menang.
e.
Compromise, artinya semua
subkelompok yang terlibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan
tengah.
f.
Integration artinya
pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangan, dan ditelah.
C.
Golongan-Golongan
dalam Masyarakat dan Integrasi Sosial
Masyarakat Majemuk dan
National Indonesia terdiri dari :
Masyarakat Indonesia digolongkan
sebagai masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai
suku bangsa dan golongan sosial yang dipersatukan oleh kesatuan nasional yang
berwujudkan Negara Indonesia. Aspek-aspek dari kemasyarakatan :
1.
Suku bangsa dan kebudayaannya.
2.
Agama
3.
Bahasa
4.
Nasional Indonesia.
D.
Definisi
Integrasi Sosial
Bersatunya
perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat multikultural merupakan salah
satu penyebab yang akan membawa masyarakat ke arah integrasi. Apakah integrasi
sosial itu? Integrasi sosial adalah suatu proses penyatuan antara dua unsur
atau lebih yang mengakibatkan terciptanya suatu keinginan yang berjalan dengan
baik dan benar. Lebih lanjut jika kita masukkan ke dalam kehidupan sosial,
integrasi sosial dapat diartikan sebagai suatu proses mempertahankan
kelangsungan hidup masyarakat sebagai sebuah sistem.
Sementara itu, dalam konteks
kehidupan secara nasional, integrasi nasional merupakan suatu proses
penyesuaian dan penyatuan berbagai kelompok sosial yang berbeda-beda dalam
suatu wilayah tertentu guna mewujudkan kehidupan yang harmonis sebagai sebuah
bangsa. Masyarakat multikultural yang penuh dengan keragaman dan perbedaan jika
dapat mencapai keadaan terintegrasi akan membawa ke arah stabilitas dan
harmonisasi kehidupan. Hal inilah yang diinginkan dalam sebuah kehidupan
bermasyarakat.
DAFTAR PUSTAKA